May 8, 2013

Tuhan Yesus Artinya Tuan Yesus



by Leonardo Rimba Kedua (Notes) on Wednesday, May 8, 2013 at 9:46am

Tuhan Yesus artinya Tuan Yesus, my friends. Siapa bilang artinya Allah Yesus? Anda disesatkan oleh terjemahan yg berbunyi tiada Tuhan selain Allah. Ilah diterjemahkan sebagai Tuhan. Itu salah. Tuhan adalah Robbi dalam bahasa Arab. Bukan Ilah. Daripada pakai terjemahan yg berbunyi tiada Tuhan selain Allah, lebih baik pakai yg bunyinya tiada Ilah selain Allah. Itu benar.

Joko Tingtong mengamati tulisannya sendiri, langsung dipostingnya di facebook. Biar orang-orang semakin tahu, bahwa Tuhan bukanlah Allah. Tuhan artinya Tuan. Menjadi Allah gara-gara terjemahan Al Quran. Gara-gara ada yg menerjemahkan la ilaha illallah menjadi tiada Tuhan selain Allah. Pedahal harusnya diterjemahkan menjadi tiada ilah selain Allah. Allah itu Ilah. 

Terjemahan yg menyesatkan itu membuat orang bingung, sehingga bertanya kenapa orang Kristen menuhankan Yesus? Kenapa disebut Tuhan Yesus? - Joko Tingtong merasa kasihan, sehingga menjawab: Tuhan Yesus memang panggilannya sejak dulu. Dalam bahasa Aram, Rabbi Y'shua. Rabbi itu Robbi dalam bahasa Arab. Rabbi Y'shua diterjemahkan menjadi Tuhan Yesus. Artinya Tuan Yesus. Bukan Allah Yesus.

Dua hari lalu seseorang di Kupang, NTT, mengirimkan sebuah SMS kepada Joko, minta dibukakan mata ketiganya, dengan tambahan kata-kata bahwa dia Kristen. Sampai sekarang saya belum jawab, kata Joko, bingung mau mulai dari mana.

Kata-kata "saya Kristen" menghambat jari-jari tangan Joko untuk membalas.

Saya sedang malas untuk menerangkan bahwa Yesus pakai cakra mata ketiga juga, kata Joko. Ada perumpamaan tentang mata tunggal yg diucapkan Yesus. Ada di dalam salah satu Injil. Yesus meditasi di cakra mata ketiga. Prananya seabrek-abrek, makanya bisa pegang orang sakit, dan orang sakitnya langsung sembuh. Intuisinya kuat sekali, bisa langsung tahu apa yg mau diucapkan orang. Dan itu tidak aneh. Banyak dari kita juga seperti Yesus. Dan Yesus meditasi setiap malam, dengan doa yg diulang-ulang. Dengan kata lain, pakai mantra. Dengan cara memfokuskan kesadarannya di kepala.

Roh Kudus adalah istilah yg dipakai di kekristenan; menurut Joko ini adalah energi yg memancar keluar dari cakra mata ketiga. Perpaduan dari energi feminin dan energi maskulin. Bisa memunculkan manifestasi berupa penyembuhan fisik. Bisa penyembuhan emosional. Bisa memunculkan intuisi. Bisa memunculkan sinkronisitas, atau rangkaian kejadian sambung-menyambung sehingga apa yg diniatkan tercapai. Tidak ada yg aneh dengan gerakan Kristen awal. Mereka mulai dengan meditasi di cakra mata ketiga selama 40 hari dan 40 malam non stop. Kita juga bisa seperti itu, kalau mau. Tetapi kalau non stop terlalu ekstrim, makanya kita meditasi rutin saja, tiap pagi dan tiap malam.

Kuncinya adalah menerima fakta bahwa kita cuma bisa hidup disini dan saat ini. Sadar disini dan saat ini saja. Selalu disini dan saat ini. Here and now. Ada yg perlu dilepaskan melalui metode ikhlas dan pasrah. Ikhlaskan masa lalu, dan pasrahkan masa depan. Akhirnya kita akan merasakan diam disini saja. Disini dan saat ini. Lalu rasakan saja kesadaran yg berada di kepala itu.

Atau, terkadang Joko bilang, di titik antara kedua alis mata.

Dan orang Kristen awal sudah menemukan itu. Di Injil tertulis, para murid Yesus semuanya punya tanda seperti lidah api di dahi mereka. Itu cakra mata ketiga yg terbuka, setelah meditasi non stop 40 hari dan 40 malam. Tetapi orang Kristen sekarang sudah lupa cara meditasi. Sudah terlalu banyak ditakut-takuti. Sudah dijadikan domba perahan oleh para oknum. Karenanya, untuk anda yg berlatar-belakang Kristen dan masih takut-takut, silahkan saja coba sendiri. Baca sendiri itu Injil, dari saat Paskah sampai Pentakosta. Pentakosta itu turunnya Roh Kudus, yg tidak lain dan tidak bukan adalah manifestasi terbukanya kundalini para murid Yesus. Setelah itu mereka banyak melakukan penyembuhan, hanya dengan menyentuh pakai tangan saja. Terkadang hanya dengan berbicara saja. Itulah antara lain manfaat dari meditasi mata ketiga yg, tentu saja, tidak untuk dibaca thok, tetapi untuk dipraktekkan. Anda cuma bisa tahu kalau anda mempraktekkannya.

Dan ini tanpa agama. Meditasi mata ketiga tidak pakai agama, walaupun kalau anda mau tidak dilarang. Kenapa? Karena baik pakai agama ataupun tidak, meditasi mata ketiga akan memunculkan hasil yg kurang lebih sama, tergantung bakat dan bawaan orangnya. Yg juga berarti tidak ada yg perlu dipaksakan disini. Kalau meditasi rutin, maka akan ada hasilnya. Hasilnya seperti apa, ya lihat saja nanti.

Anda yg masih pakai agama Kristen secara konvensional bisa menggunakan doa Bapa Kami. Doa adalah mantera, digunakan berulang-ulang agar kita bisa fokuskan kesadaran di cakra mata ketiga.

Untuk menjadi Kristen, anda harus menjadi Yesus.

Seperti Siwa, Yesus itu simbol. Simbol dari kesadaran anda sendiri saja. Buddha juga simbol. Makanya orang yg mengerti bisa menggabungkan simbol Siwa dan Buddha menjadi satu figur, namanya Siwa-Buddha. Kalau mau, anda juga bisa menggabungkan Siwa-Buddha dengan Yesus, dan menjadi simbol yg namanya Siwa-Buddha-Yesus. Dan, tentu saja, secara spiritual kita tahu bahwa itu bukan lelaki, melainkan lelaki dan perempuan. Siwa-Budha itu lelaki dan perempuan sekaligus. Kalau dijadikan Siwa-Buddha- Yesus, maka itu juga lelaki dan perempuan sekaligus. Mata ketiga tentang penggabungan energi maskulin dan feminin, lelaki dan perempuan, yg keduanya ada di tiap orang dari kita. Ketika digabungkan secara natural, tanpa dipaksakan, maka kita akan menjadi manusia yg lebih manusiawi.

Terakhir, untuk anda yg beragama Kristen dari aliran Katolik Roma, maka mata ketiga anda adalah apa yg anda sentuh pertama kali ketika anda membuat tanda salib. Anda akan mengucapkan atas nama Bapa sambil menyentuh dahi anda. Itulah mata ketiga anda.

The guru is within you. Tidak ada manual yg bisa membantu anda kecuali anda mau masuk ke dalam kesadaran anda sendiri dan menemukan bahwa ternyata andalah sang sadar itu, yg sadar bahwa dirinya sadar. Di luar dari itu semuanya belief system, rekayasa belaka, termasuk emosi-emosi kekaguman, tidak suka, jeri, kasihan, sayang, benci. Semua emosi itu berasal dari belief system yg diajarkan kepada anda sejak lahir. Mengurainya susah sekali kecuali anda mau masuk ke dalam kesadaran anda sendiri yg sadar thok itu. Cuma merasakan bahwa anda sadar.
Dari praktek kultivasi kesadaran yg sadar thok itu akhirnya anda akan tahu sendiri mana belief system yg relatif, dan mana yg mutlak. Yg mutlak itu cuma satu, yaitu yg sadar bahwa dirinya sadar, di sini dan saat ini saja. Di luar dari itu semuanya buatan. Karena kita sadar bahwa banyak hal merupakan buatan, akhirnya kita akan jalan terus saja bersama dengan perubahan. Kita tahu kita tidak akan kemana-mana. We shall never get lost.

Hidup adalah tentang hidup, tentang sadar. Yg sadar itu anda, dan bukan guru ini atau guru itu. Bukan ajaran aliran ini atau aliran itu. Bukan pula tentang Allah yg juga cuma merupakan proyeksi dari kesadaran anda saja. Kesadaran anda itulah yg diperebutkan oleh banyak manusia. Pedahal kesadaran anda tidak bisa diperebutkan, tidak bisa diambil dari diri anda. It is you, yourself!
Keadaan sadar itu bisa disebut juga sebagai keadaan meditatif yg mengambil jarak terhadap semuanya. Ada macam-macam tingkatnya juga. Biasanya yg menjadi fokus itu cakra solar plexus dan cakra jantung. Mereka yg melatih ilmu kanuragan menggunakan cakra solar plexus. Cakra jantung digunakan oleh mereka yg kultivasi agama. Meditasi di banyak aliran Buddha dan Kristen itu fokusnya di cakra jantung. Kalau terlalu lama dipakai, orangnya bahkan akan merasa tertekan sendiri. Cakra yg paling tinggi adanya di tengah batok kepala, dan itu digunakan oleh para scientists yg membawa segala macam terobosan ilmu pengetahuan. Orang-orang atheist yg bekerja bagi kemanusiaan di bidang science dan Hak Asasi Manusia menggunakan cakra mata ketiga juga, walaupun mungkin mereka tidak mau mengaku sebagai praktisi meditasi.
Yg Joko bagikan adalah teknik meditasi di cakra tertinggi tanpa perlu menggunakan belief system tertentu. Itu ilmu Tao. Di Buddha, namanya Kalachakra. Di Jepang dipraktekkan oleh praktisi Zen. Orang-orang spiritual Freemason di Eropa mempraktekkan ini. Begitu pula para praktisi Kabalah atau ajaran esoterik Yahudi. Memang mereka ini masih menggunakan simbol-simbol tertentu juga karena masih manusia hidup. Tetapi tidak fanatik. Simbol bisa ditukar-tukar, tidak menjadi masalah. Yg penting titik fokus itu, frekwensinya. Dan kemungkinan besar dari situlah kita akan memperoleh terobosan di masa depan. Dari brain science.

Setan dan Allah cuma istilah saja, lanjut Joko, sesuatu yg kita konsepkan di dalam pikiran kita. Setan dan Allah, sebagai konsep, juga merupakan bagian dari kesadaran kita selama kita menjadi manusia fisik. Ada kiri dan kanan. Ada Setan dan Allah. Ada feminin dan maskulin. Tergantung dari makna yg kita berikan kepada kata-kata bersayap itu.
Filsafat, psikologi, sejarah agama, anthropologi, ilmu politik dan banyak cabang ilmu pengetahuan lainnya berhubungan erat dengan pembahasan tentang spiritualitas. Kalau kita mempelajari semuanya, walaupun tidak terlalu mendalam, kita akan bisa langsung melihat bahwa agama dan berbagai aliran spiritual cuma konstruksi sosial saja. Dibuat untuk utilitas tertentu. Penghambaan kepada seorang guru spiritual, contohnya, merupakan praktek masa lalu di India dengan alasan karma si murid akan ditanggung oleh si guru. Di masa sekarang, si guru dibayar dengan cash, uang tunai, tetapi masih juga mau praktek cuci otak muridnya untuk menghormati dirinya setinggi langit. Tentu saja ada yg tidak sinkron disini. Kalau dibayar dengan cash, berarti ada transaksi. Ada ilmu pengetahuan yg ditransfer, and that's it!  Transaksi selesai, tanpa perlu janji sehidup semati dunia akhirat karena sudah tidak lagi relevan.
Menurut pendapat Joko, meditasi mata ketiga adalah meditasi Tao yg asli. Joko dapatnya juga tidak melalui instruktur resmi, melainkan gelap-gelapan ketika seorang praktisi Tao berusia 84 tahun sudah mau meninggal. Ini di tahun 2004. Praktisi Tao itu jatuh, tidak bisa bangun sendiri dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Orangnya tetap tidak sadar dan sesak napas. Joko datang menjenguk dan lihat sendiri seorang praktisi spiritual asli yg tidak dapat bermeditasi karena tubuhnya sakit. Napasnya tidak teratur. Lalu Joko duduk saja di depan tempat tidur orang itu. Joko meditasi sekitar setengah jam disana dan, tiba-tiba Joko melihat napas orang itu berubah.

Joko Tingtong melihat dengan mata kepalanya sendiri ternyata napas orang itu menjadi teratur mengikuti napasnya. Dari situlah Joko tahu bahwa ternyata meditasinya itu meditasi Tao. Frekwensinya ternyata sama dengan frekwensi si praktisi Tao itu. Esoknya orang itu sudah bisa bangun dan duduk di atas tempat tidur. Joko sempat datang lagi dan salaman. Orang itu berbicara dengan bahasa Mandarin yg tentu saja Joko tidak mengerti. Tetapi Joko bisa melihat matanya, dan Joko tahu bahwa benar frekwensinya sama.

Joko tidak meditasi lagi karena orangnya sudah sadar.

Keesokan harinya praktisi Tao itu meninggal.
Tao yg asli itu ilmu keseimbangan langit dan bumi, feminin dan maskulin, kiri dan kanan, Setan dan Allah. Sama dengan Kabalah dan berbagai ilmu spiritual dari Barat.

No comments:

Post a Comment