Agnostic cuma istilah saja, biasanya untuk menyebut sikap orang yg tidak percaya
kepada segala macam kisah tentang Tuhan seperti diajarkan oleh agama-agama.
Kalau tidak percaya kepada kisah Adam dan Hawa di Taman Firdaus, maka orangnya
bisa disebut sebagai seorang agnostic. Artinya orang yg sudah tercerahkan dan mengerti
bahwa Adam dan Hawa cuma rekayasa saja. Kalau tidak percaya bahwa Tuhan harus
disembah sebanyak lima kali sehari, maka artinya orang itu agnostic.
Secara singkat, orang agnostic adalah orang yg otaknya sudah dipakai dalam hal-hal yg
berhubungan dengan ajaran-ajaran agama. Ajaran-ajaran agama yg tidak masuk akal akan
ditinggalkannya tanpa merasa berdosa.
Orang beragama akan merasa berdosa ketika tidak berdoa lima kali sehari, atau at least
akan merasa tidak menggunakan kesempatan untuk mengumpulkan pahala melalui doa.
Orang agnostic akan bilang bahwa segala syarat supaya manusia berdoa lima kali sehari
cuma konsep saja, buatan saja. Bahkan Allah yg katanya menuntut supaya manusia
berdoa sehari lima kali juga cuma konsep saja. Segalanya itu konsep saja.
Pahala itu cuma buatan pikiran orang yg menciptakan agama agar manusia bisa diatur
seperti kambing yg tidak menggunakan otaknya. Orang-orang beragama banyak yg tidak
menggunakan otaknya atau, at least, otaknya dibekukan. Otak yg beku itu akan
memaki-maki orang lain yg tidak sependapat. Dikiranya dirinya diridhoi oleh Allah
karena menjalani sembahyang lima waktu, pedahal yg dijalaninya itu cuma konsep
buatan manusia saja.
Orang agnostic adalah mereka yg sudah bisa melepaskan diri dari penjara buatan manusia
itu. Syarat-syarat agama adalah penjara. Allah yg menuntut sembahyang adalah penjara.
Kisah Adam dan Hawa yg menempatkan wanita di bawah kaki pria adalah penjara.
So, berbahagialah mereka yg agnostic karena otaknya sudah dipakai untuk berpikir
sehingga bisa menjadi manusia yg merdeka.
sumber: Ebook 'Setelah 2012 Lalu Apa?' oleh Leonardo Rimba
No comments:
Post a Comment