by Leonardo
Rimba Kedua (Notes) on Monday, May 6, 2013 at 11:37am
Kenapa saya tidak ikut-ikutan
kegiatan lintas agama, tanya Joko Tingtong kepada dirinya sendiri. Karena
lintas agama menempatkan manusia di dalam kotak-kotak. Jadi, ada kotak Islam,
kotak Kristen Protestan, kotak Kristen Katolik, kotak Hindu, kotak Buddha dan
kotak Konghucu. Semuanya main kotak. Kalau anda tidak kotak, maka anda tidak
bisa ikut-ikutan kegiatan lintas agama. Saya bukan kotak, saya manusia biasa,
makanya saya tidak bisa dan tidak mau ikut-ikutan kegiatan lintas agama.
Secara umum, orang lintas agama
diharapkan agar menjadi orang beragama yg baik, yg bisa hidup rukun dan damai
dengan orang beragama lainnya. Lucu juga, karena faktanya, bahkan tanpa
beragama pun orang bisa hidup rukun dan damai dengan tetangga. Tidak saling
mengganggu.
Tokoh lintas agama Indonesia yg paling terkenal adalah Gus
Dur. Dan saya cukup maklum kenapa Gus Dur ikut begituan, kata Joko. Dia ini kan
guru, dia mau mengajarkan kepada banyak umat Islam bahwa semua agama itu sama.
Sama baiknya dan sama jeleknya. Kurang lebih seperti itu. Tokoh kedua adalah
teman kita Anand Krishna. Berlainan dengan Gus Dur, Joko Tingtong kenal Anand
Krishna langsung. Joko datang ke rumahnya. Dan benar, disana memang banyak
patung berhala. Ada berhala Hindu, ada berhala Buddha, dan ada juga berhala
Kristen. Ada patung Siwa, ada patung Buddha, dan ada patung Yesus. Tetapi tentu
saja tidak disembah. Mereka cuma menjadi penghias ruangan saja. Ada pula Musdah
Mulia yg memperoleh banyak penghargaan dari luar negeri. Tetapi di dalam negeri
dianggap sebagai musuh dalam selimut. Pedahal, mungkin, lebih enak dianggap
sebagai teman dalam selimut. Ada pula Franz Magnis Suseno yg diharapkan
mewakili Kristen Katolik.
Untuk apa menjadi orang lintas agama kalau ternyata tetap
hidup di dalam kotak-kotak? Gus Dur menjadi tokoh lintas agama, dan tetap hidup
di dalam kotak Islam. Anand Krishna sudah tidak pakai agama, tetapi dia masih
memegang semua agama dengan harapan agar orang bisa menerima semua agama juga
dan akhirnya menjadi orang universal. Kalau Musdah Mulia, dia ingin
memperbaharui Islam dari dalam. Ketiga orang ini semuanya ingin membawa
perubahan. Dan mereka ingin membawa perubahan dari dalam kotak. Manusia
dimasukkan ke dalam kotaknya masing-masing. Setelah itu diberikan kuliah agar
bisa hidup rukun dan damai dengan manusia yg hidup di kotak-kotak lainnya.
Kelemahan lain dari lintas agama
adalah tumpulnya sikap kritis. Memang lintas agama berusaha untuk reformasi
agama, tetapi dari dalam. Orang beragama lain diharapkan untuk tidak
mengkritik. Islam tidak bisa mengkritik Kristen. Kristen tidak bisa mengkritik
Islam. Hindu tidak bisa mengkritik Buddha. Buddha tidak bisa mengkritik Konghucu.
Pedahal sikap kritis itu diperlukan. Setiap orang seharusnya bisa mengkritik
setiap agama yg ada. Agama itu barang jualan. Bebas dilepas untuk dibeli di
pasar. Karena komoditi, maka setiap calon pembeli berhak untuk menilai.
Kalaupun kita tidak jadi beli tidak apa. Sebagai aktivis lintas agama,
orang-orang yg masuk kotak itu diharapkan untuk tutup mulut tentang barang
dagangan tetangganya. Mereka cuma diharapkan untuk bersikap kritis terhadap
barang dagangannya sendiri. Lagipula, bisa saja ada orang lintas agama yg
menyerukan kerukunan antar umat beragama, tetapi di belakang layar tetap saja
bilang bahwa agamanya yg paling benar. Cukup lucu.
Spiritualitas adalah psikologi juga, yaitu hal kejiwaan
manusia. Tentang persepsi, tentang pembentukan emosi, tentang relasi antar
manusia, tentang harapan kita, kekecewaan kita. Dan semuanya harus
diekspresikan dengan bebas tanpa perlu ditekan. Kalau mau ditekan seperti
kebiasaan orang Indonesia, jadinya sakit jiwa. Banyak yg seperti itu.
Prosentase orang sakit jiwa di Indonesia paling banyak sedunia. Penyebabnya:
budaya kita yg suka menekan orang. Orang semuanya ditekan agar menjadi robot.
Makanya jadi gila.
Solusi dari saya: be yourselves! Jadilah diri anda
sendiri!
Kalau anda suka, bilanglah suka. Gabunglah dengan orang yg ada suka. Kalau anda tidak suka, bilanglah tidak suka. Tinggalkanlah apa yg anda tidak suka.
It's your own life!
Kalau anda suka, bilanglah suka. Gabunglah dengan orang yg ada suka. Kalau anda tidak suka, bilanglah tidak suka. Tinggalkanlah apa yg anda tidak suka.
It's your own life!
Spiritualitas yg sehat memang akhirnya cuma berisikan fun
saja. Berbagi dengan satu sama lain. Tidak ada lagi tekan-menekan seperti di
dalam agama dan di dalam aliran spiritual bersyariat. Kita semua menuju ke arah
sana. Ke arah menghilangnya tekan-menekan. Meskipin demikian, orang Indonesia
masih ragu untuk berbagi. Kita tidak terbiasa berbagi pengalaman pribadi. Kita
dibiasakan untuk saling mengingatkan. Saling mengingatkan untuk tidak berbuat
salah. Paradigmanya salah atau benar. Seperti anak SD saja.
Agama itu candu rakyat, kata Karl
Marx. Mengapa? Karena agama memberikan penghilang rasa sakit seperti bisa anda
dengarkan dari lagu-lagu rohani keagamaan. Lagu-lagu yg indah sekali, dan
kata-kata yg indah juga. Sakit anda bisa hilang seketika, dan itulah agama.
Menurut Joko Tingtong, perkataan
Karl Marx cuma berlaku di masyarakat yg berlatar belakang Kristen. Disana kekristenan
memang seperti candu. Membuat orang kecanduan dan melupakan bahwa dirinya
menjadi budak. Tetapi candunya itu enak. Di masyarakat islami, agama bukan
candu, melainkan cambuk. Manusia dicambuk untuk beragama. Kalau Karl Marx hidup
di Indonesia sekarang, dia akan melihat bahwa agama sebagai candu masih lebih
bagus dibandingkan agama sebagai cambuk. Setidaknya manusia akan enjoy.
Tetapi cambuk, walaupun sakit, terpaksa dibilang enak.
Tetapi cambuk, walaupun sakit, terpaksa dibilang enak.
Dan itulah Indonesia.
Tetapi agama sebagai candu rakyat
juga sudah mencapai targetnya. Orang sudah sadar bahwa ada aspek agama yg
membutakan manusia terhadap realitas sosial. Kristen di masa Karl Marx beda
jauh dengan sekarang. Mereka di saat itu masih menghadapi tantangan berupa
kesejahteraan sosial, perang, persamaan hak. Dan banyak yg melarikan diri ke
agama sebagai candu. Sayangnya Karl Marx tidak melihat kekristenan sebagai agen
pendorong perubahan sosial. Hati nurani sosial merupakan anak dari kekristenan
juga. Bahkan, komunisme sebenarnya merupakan salah satu turunan langsung dari
kekristenan. Turunan dari kristen banyak sekali: demokrasi, liberalisme,
komunisme, hak asasi manusia, sosialisme, internasionalisme.
Banyak.
Banyak.
Semuanya didasarkan kepada hati
nurani. Hati nurani anda mengatakan apa? Anda ikuti saja hati nurani anda itu!
Metodenya bisa bermacam-macam. Ketika anda mengikuti hati nurani anda, maka
anda menjadi "Kristen" (dalam tanda kutip). Begitulah menurut Joko
Tingtong.
Kalau ada roh yg bernama hati
nurani, maka itu paling kuat di orang yg berlatar belakang Kristen. Agama-agama
Timur tidak memiliki roh hati nurani yg begitu kuat. Di Hindu, Buddha dan
Konghucu boleh bilang tidak ada itu. Di Yudaisme dan Islam juga sedikit sekali.
Hati nurani paling banyak di Kristen. Tetapi Joko bicara secara umum saja,
karena ada juga pengecualian. Mereka yg telah melepaskan agama mungkin pada
akhirnya bisa juga memiliki roh hati nurani yg kuat.
Hati nurani artinya dorongan dari dalam, kesadaran diri sendiri. Bukan dipaksakan seperti manual di Islam, atau seperti ritual di Hindu dan Buddha.
Hati nurani artinya dorongan dari dalam, kesadaran diri sendiri. Bukan dipaksakan seperti manual di Islam, atau seperti ritual di Hindu dan Buddha.
Kebebasan individual yg kita nikmati
merupakan hasil langsung dari perjuangan kekristenan. Kalau Kristen tidak
berontak dan membuang segala macam kerangkeng yg dipasang oleh pemerintah dan
pemuka agama, maka satu dunia akan masih terkungkung dalam perbudakan. Bukan
perbudakan fisik saja, melainkan perbudakan hati nurani juga. Kita semua akan
dipaksa untuk menjadi seragam. Kebebasan individual seperti mengungkapkan
pikiran dan perasaan anda dengan bebas merupakan salah satu buah dari
kekristenan yg bahkan tidak lagi disebut Kristen. Dan anda tidak perlu lagi
disebut sebagai orang yg memiliki pikiran Kristus. Kristus artinya orang yg
memiliki hati nurani bersih, tanpa dibebani oleh rasa berdosa. Itulah Kristus.
Banyak dari anda sudah menjadi Kristus, bahkan tanpa perlu menjadi Kristen.
Ada simbol Yesus, dan ada
buah-buahnya. Perjuangan 2,000 tahun dari kekristenan boleh bilang sudah hampir
tuntas. Dan kita akan masuk jaman baru dimana simbol Yesus tidak akan lagi
dipakai. Ketika manusia sudah bebas menjadi diri sendiri, bebas menjalankan apa
yg dikatakan oleh hati nuraninya, maka tujuan dari simbol Yesus sudah tuntas
tercapai. Akan muncul simbol baru lagi yg akan menjadi standard bagi seluruh
dunia beradab.
Joko sekarang berbicara dari sudut
pandang orang Barat, seorang generalist yg melihat sejarah dalam sapuan
kuas besar. Orang Indonesia jarang yg bisa melihat seperti ini, kecuali Sutan
Takdir Alisjahbana, Sudjatmoko dan Tan Malaka. Mereka bisa melihat dari cara
pandang dunia Barat. Kita di Indonesia kebanyakan terlalu goblok untuk melihat
dari sudut pandang Barat. Kita bisa melihat, bahwa satu dunia sudah akan segera
memasuki peradaban baru. Dan peradaban baru itu bukan Kristen. Kristen sudah
hampir habis masanya. Kenapa? Karena tujuan kekristenan diciptakan boleh bilang
hampir semuanya sudah tercapai. Demokrasi, liberalisme, hak asasi manusia,
kebebasan individual, dll. Boleh bilang satu dunia sudah mengimplementasikan
atau akan segera mengimplementasikannya. Tapi kita tidak tahu caranya bagaimana
untuk ikut ambil bagian menjadi anggota masyarakat internasional. Kita
canggung, kita membawa-bawa cambuk di punggung kita.
Dan kita tidak berani melepaskannya.
Dan kita tidak berani melepaskannya.
Pemikiran Nietzsche yg berpendapat
Allah telah mati juga merupakan turunan dari kekristenan. Nietzsche
mengingatkan bahwa Kristen saat itu telah menjadi agama budak yg penuh dengan
kemunafikan. Tetapi untunglah orang Kristen bisa cepat sadar.
Pramoedya Ananta Toer juga
mengingatkan bahwa manusia bukanlah budak. Kita bebas menentukan hidup kita
sendiri tanpa dirongrong oleh agama dan tradisi. Itulah kebebasan individual.
Kalau anda bilang, jangan bicara secara kritis tentang agama atau tradisi, maka
artinya anda berusaha untuk mengekang kebebasan individual. Pedahal individu
bebas berpendapat apapun. Kebebasan individual memperbolehkan setiap orang
menjadi dirinya sendiri tanpa perlu membawa-bawa simbol keagamaan, tanpa perlu
takut diintimidasi oleh orang beragama, tanpa perlu takut diteror, didakwahi, dinasehati
oleh sesama bangsa Indonesia yg belum tercerahkan.
Tetapi kebebasan individual, bahkan
di Barat, juga tidak datang begitu saja.
Segalanya harus diperjuangkan.
Kebebasan individual itu urusan pribadi. Agama urusan pribadi. Sex urusan pribadi. Kalau anda sekarang ingin menjadi diri sendiri, ingin menggunakan otak anda, maka anda sebenarnya telah melepaskan diri dari roh perbudakan yg masih mengikat sebagian besar orang Indonesia. Anda sudah siap untuk menikmati kebebasan individual anda. Anda sudah bergabung dengan masyarakat internasional.
Segalanya harus diperjuangkan.
Kebebasan individual itu urusan pribadi. Agama urusan pribadi. Sex urusan pribadi. Kalau anda sekarang ingin menjadi diri sendiri, ingin menggunakan otak anda, maka anda sebenarnya telah melepaskan diri dari roh perbudakan yg masih mengikat sebagian besar orang Indonesia. Anda sudah siap untuk menikmati kebebasan individual anda. Anda sudah bergabung dengan masyarakat internasional.
No comments:
Post a Comment