T = Saya sudah menikah selama 13 tahun. Suami saya orang yang sangat disiplin mengenai
kebersihan dan kerapihan. Saya dan suami kenal tidak terlalu lama hanya 4 bulan. Alasan
suami saya mengajak menikah adalah dia disuruh ibunya mencari pendamping untuk
menemaninya belajar di luar negri. Kebetulan pada waktu itu saya juga berkeinginan
untuk belajar ke luar negri. Awal perkawinan, saya mengetahui bahwa suami saya
emosinya tinggi sekali, sehingga sering kali saya menerima perlakuan kasar dari suami
saya. Walaupun tidak fatal. Ini mungkin dilatar-belakangi oleh pendidikan yang keras
oleh ibunya.
J = KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) bukan hal yg bisa ditolerir. Bisa dimengerti
tapi tidak bisa ditolerir. Pendidikan keras oleh ibunya merupakan alasan bagi orang itu
sendiri; alasan bagi suami anda, tapi bukan bagi anda. Kalau KDRT itu dilakukan
terhadap anda, maka anda perlu melaporkannya ke pihak yg berwajib. Langsung
dilaporkan dengan bukti-bukti visum dari dokter. KDRT is criminal, pidana.
T = Suami kadang sadar kadang tidak setelah berbuat kasar. Kata-kata kebun binatang
tidak pernah absen untuk saya. Keadaan memburuk apabila suami sedang menghadapi
permasalahan di kantor. Kata-katanya harus diikuti oleh saya tanpa alasan apapun
(mengenai kebersihan dan kerapihan). Sekarang tiap hari yang ada hanya komplain dan
komplain. Sampai akhirnya kami sudah dikaruniai dua anak. Anak-anakpun seringkali
melihat kami berdua bertengkar.
J = Then what ? ... It's your life.
Yg jelas anda tidak akan bisa mengubah suami anda, tetapi anda bisa mengubah diri
anda. Kalau anda bisa menerima sifat suami anda yg seperti itu selama bertahun-tahun ke
depan, mungkin sampai mati, ya terima saja, tidak usah complain tentang kelakuan dia.
Kalau anda tidak bisa diterima, get a divorce. Lebih cepat lebih baik. Kumpulkan saja
semua buktinya dari dahulu sampai sekarang. Bilang bahwa alasannya adalah anda tidak
bisa hidup dengan orang yg terlalu obsessif mengenai kebersihan dan kerapihan. Plus
segala macam kerajinan tangan dirinya. Plus segala macam sumpah serapah
membawa-bawa nama hewan yg dipelihara dengan penuh kasih sayang di kebun binatang
like: ular, macan, gajah, biawak, buaya, monyet, dll...
T = Semenjak ada Facebook, teman-teman lama khususnya wanita banyak sekali yang
menghubungi suami saya. Suami saya dulu memang sangat populer di kalangan wanita.
J = Saya dulu dan bahkan sampai sekarang juga sangat populer di kalangan wanita.
T = Nah yang saya ingin tanyakan adalah: Apakah bisa saya bertahan dengan suami yang
mempunyai sifat keras sepert itu ?
J = The answer depends on you, apakah anda mau ?
Kalau anda mau, maka anda akan bisa saja bertahan. Saya tahu cukup banyak wanita yg
dibenci Allah sehingga seumur hidup harus menerima perlakuan yg sangat melecehkan
dari suami mereka. Biasanya ada embel-embel di sini, yaitu sang wanita akan masuk
Sorga karena telah melayani suami yg very difficult itu. Allah menginginkan wanita taat
dan menurut kepada suami mereka. Something like that.
Tetapi kita tahu bahwa alasan di atas itu dicari-cari, dibuat oleh para ulama untuk
membuat wanita menjadi budak pria seumur hidup. Ditakut-takuti bahwa wanita yg
memberontak akan masuk neraka. Dan, kebalikannya, kalau pasrah suaminya menikah
lagi, dsb... maka sang wanita akan masuk Sorga. Kalau anda mau menerima cara
pemikiran seperti itu, ya terima saja. Tidak ada yg larang. Tetapi kalau anda tidak mau
terima, maka tolak saja. Tolak saja dan bilang bahwa anda sudah tidak tahan lagi. So, the
answer depends on you.
T = Bagaimana cara untuk mengurangi kadar emosi suami saya ?
J = Caranya cuma melalui kesadaran suami anda sendiri.
Kalau suami anda sadar bahwa dirinya emosional dan mencari bantuan dari psikolog atau
psikiater, mungkin akan bisa terbantu juga. Tetapi kalau orangnya merasa sehat-sehat
saja, maka tidak ada apapun yg bisa dilakukan oleh orang lain. Saya tidak akan bilang
bahwa anda harus sabar, dsb... sebab sesabar apapun anda, kalau memang tidak
compatible, tidak ada lagi yg bisa dilakukan. Suami anda akan tetap dengan sifatnya, dan
anda akan tetap dengan sifat anda. So ?
T = Etika pergaulan seperti apa antar perempuan dan laki-laki yang sudah menikah ?
Mengenai hal ini, sampai di mana saya dapat mencemburui suami saya mengenai cara
bergaul (walaupun hanya perkataan di facebook maupun Blackberry) ?
J = Saya tidak tahu yg ini karena saya belum pernah menikah.
Menurut pendapat saya pribadi, menikah atau tidak menikah tidak ada bedanya karena
kita semua manusia bebas. Walaupun sudah menikah, tidak ada salahnya untuk
mengirimkan kata-kata rayuan maut ke orang lain yg bukan pasangan hidup. Itu tidak
salah. Bukan pidana dan tidak kriminal.
Bahkan kalau sampai terjadi perselingkuhanpun, itu bukan pidana. Selingkuh bukanlah
kejahatan melainkan berkat yg diberikan oleh Allah kepada mereka yg pandai
memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Yg pidana dan kriminal itu yg KDRT.
T = Bagaimana menentukan pasangan itu masih mencintai pasangannya atau tidak ?
J = Yg bisa menjawab hanyalah pasangan dari orang itu sendiri.
Saya belum pernah menikah dan tidak tahu bagaimana menentukan kadar cinta. Yg saya
tahu adalah apakah orang itu having something positive in his or her mind towards me.
Saya bisa merasakan itu. It's very easy, termasuk perasaan dari pasangan hidup orang lain
yg mengharapkan saya oho oho dengannya. Mulanya melalui facebook, lalu bertemu di
darat. Tapi saya tidak begitu mudahnya jatuh. I have to really like the person baru bisa
diajak begituan, apalagi oleh yg statusnya istri or suami orang.
Saya cuma bisa menjawab sekian. I'm not a married person, gak pengalaman.
sumber: Ebook 'Setelah 2012 Lalu Apa?' oleh Leonardo Rimba
No comments:
Post a Comment