sumber: Ebook 'Setelah 2012 Lalu Apa?' oleh Leonardo Rimba
T = Mas Leo, terkadang saya bingung kalo lagi mempelajari spiritual, soalnya terkadang
bentrok dengan keyakinan, terkadang ingin melepaskan agama tapi terkadang ingin
banyak mempelajarinya juga.
Hakikatnya tau bahwa semua agama menuju kepada yg satu, jadi saya mempelajari
semua agama, terkadang bingung tapi terkadang malah menjadi tenang.
Mas Leo, saya harus bersikap gimana?
J = Ya, tidak bagaimana-bagaimana. Kalau anda mau mempelajari agama-agama, ya
pelajarilah. Saya dulu mempelajari semua agama, sekarang juga masih. Dan saya tahu
bahwa semua agama itu merupakan hasil pemikiran manusia.
Cuma, agama-agama ada jeleknya juga, yaitu memaksakan pengertian mereka sebagai
"kebenaran" dengan klaim yg bukan-bukan, pedahal segalanya sebenarnya berada di
dalam kesadaran pelaku agama itu sendiri.
Kalau ada Malaikat Jibril yg datang, maka the malaikat datang ke dalam kesadaran
orangnya, dan merupakan figment dari his or her own imagination saja, dan tidak perlu
di-dogmakan. Sekarang juga masih banyak orang yg didatangi oleh Malaikat Jibril.
Lia Eden klaim didatangi oleh Jibril. Anda juga bisa klaim seperti itu.
Ada yg merasa bertemu Yesus. Ada yg merasa bertemu Nyai Roro Kidul. Segalanya itu
simbol belaka, dan merupakan figments dari imajinasi di kesadaran kita saja.
Setelah kita lebih dewasa secara spiritual, segala macam simbol itu tidak akan datang
lagi. Kita akan diam saja, samadhi saja, dan tidak melihat atau merasakan apapun juga.
Yg kita rasakan cuma kesadaran saja, pure consciousness.
Kesadaran kita adalah God consciousness, kesadaran yg sama seperti yg ada di semua
orang, dan di sesuatu yg kita sebut sebagai Tuhan atau Allah.
Tuhan atau Allah cuma konsep saja. Dewa dewi cuma konsep saja. Yg asli itu cuma
kesadaran, dan itu memang selalu ada di diri anda. Anda selalu merasa diri anda sadar.
Mungkin memory kesadaran anda terbatas, tidak tahu ada apa sebelum anda lahir. Tetapi
anda itu selalu sadar. Anda sadar bahwa anda ada, cuma itu saja.
Anda ada karena anda ada. You are because you are.
Itulah pengertian tertinggi dari kultivasi spiritual di aliran apapun. Agama-agama yg jujur
mungkin bisa juga menghasilkan kesimpulan seperti itu oleh para praktisinya yg sudah
mapan. Tetapi, karena agama-agama itu selalu mencari pengikut demi uang dan jabatan,
akhirnya pengertian tertinggi akan disembunyikan sejadi-jadinya.
Inti dari segalanya adalah kesadaran bahwa kita sadar, cuma itu saja.
Di luar itu semuanya spekulasi belaka. Permainan pikiran yg mungkin bisa menyebabkan
orang bergairah hidup karena ada skenario yg harus dijalani. Ada koalisi, konflik,
rekonsiliasi, dan ada lompatan quantum juga ketika kita bersama-sama meninggalkan
ajaran usang dan menciptakan agama baru.
Agama adalah sesuatu yg komunal sekaligus personal. Kalau didebatkan bersama
sifatnya komunal. Kalau dikontemplasikan sendiri, sifatnya personal. Yg komunal isinya
konsep-konsep saja, dan yg benar-benar berfaedah bagi manusia adalah yg personal itu.
It's hard to explain but those who experience it will know. I hope you will know.
Bilang saja bahwa anda tahu, anda mengerti. Itu sudah cukup. Sidharta Gautama yg
menjadi Buddha mengerti bahwa yg namanya pencerahan itu cuma cukup dengan
berkata: I know.
I know, saya tahu.
T = O iya, Mas Leo punya trick tips buat meditasi chakra? Dengan visualisasi atau
mantra-mantra agar lebih konsen? Soalnya saya baru meditasi pada chakra muladara,
svadistana, manipura, soalnya saya masih teenage dan cakra-cakra tersebut bagus buat
anak muda. Jadi cakra-cakra anahata ke atas jarang dilakukan.
J = Masih teenage yah, saya sukanya sama yg teenage (tapi apa hubungannya yah?)
Saya tidak pakai visualisasi dalam meditasi, melainkan langsung konsen di titik antara
kedua alis mata. Namanya meditasi di cakra mata ketiga or cakra ajna.
Karena saya lagi dalam proses membuat Tarot Bali yg saat ini baru jadi enam biji, maka
saya akan memberikan mantra yg saya dapat di Bali langsung dari para dewata, namanya
Mantra Gayatri, dan begini bunyinya:
Aum bhur bhuvah svaha
Thatsavitur varenyam
Bhargho dhevasha dhimahi
Dhiyoyonach prachodayat
Om...
Itu saja digunakan, kalau mau, dan dijamin anda akan cepat mengerti segala macam yg
selama ini anda pertanyakan. Cukup konsen di titik antara kedua alis mata sambil
mengucapkan mantra itu berulang-ulang di dalam hati, bisa 30 menit setiap kali meditasi.
Kalau mau, mata anda tidak perlu dipejamkan semuanya, tetapi dibuka sedikit. Buka
sedikit dan lihat ujung hidung saja.
Setelah beberapa saat meditasi dengan teknik ini, anda akan sedikit demi sedikit mengerti
bahwa agama-agama itu cuma metode belaka, dan kita bisa juga jalan terus saja menjadi
diri sendiri tanpa perlu dibebani dengan konstruksi atau cara berpikir keagamaan yg
seringkali bukannya membantu malahan membuat hidup menjadi lebih ribet while beauty
is simple, very simple.
Yg beautiful itu yg simple. Semakin simple, semakin beautiful.
No comments:
Post a Comment