by Leonardo Rimba Kedua (Notes) on Monday, May 13, 2013 at 10:43am
Joko Tingtong berpendapat rumusan Pancasila dihasilkan oleh jalan pemikiran yg kebelanda-belandaan. Jalan pemikiran siapa yg kebelanda-belandaan? Jalan pikiran Sukarno, tentu saja. Sukarno lebih Belanda daripada anda dan saya, kata Joko. Jalan pikirannya adalah jalan pikiran orang Belanda. Ketika Sukarno ditangkap Belanda dengan tuduhan subversif, maka pembelaannya ditulis dalam bahasa Belanda. 100% bahasa Belanda, yg ditulisnya sendiri, mengunakan logika dan jalan pikiran Belanda.
Kebangsaan Indonesia yg dikobarkan oleh Sukarno adalah ide Barat (baca: Belanda), dan sama sekali bukan ide Indonesia. Nasionalisme berasal dari Barat. Anda jangan jadi orang bodoh, gunakanlah otak anda! Tanpa ada nasionalisme yg muncul di Barat, orang-orang Timur seperti kita tidak mengenal ide kebangsaan. Leluhur kita semuanya bekerja berdasarkan semangat kelompok, biasanya etnis dan agama. Tetapi nasionalisme menendang etnisitas dan agama sebagai pengikat. Pengikat bangsa saat ini adalah: wilayah, bahasa dan sejarah. Bukan lagi kelompok etnis dan agama. Melainkan wilayah tempat tinggal, bahasa persatuan dan faktor kesejarahan.
Seperti yg terjadi di Indonesia dimana Belanda akhirnya mempersatukannya. Belanda yg mempersatukan Indonesia, sehingga mau tidak mau terkumpullah semua faktor yg memunculkan bangsa.
Dan itu cara berpikir Belanda sendiri. Sukarno berpikir cara orang Belanda, bukan cara orang Indonesia. Untuk orang Indonesia kebanyakan saat itu, cara berpikir model demikian sangat asing. Orang Indonesia saat itu masih terbelakang. Gerakan kebangsaan kita semuanya digerakkan oleh mereka yg berpendidikan Belanda. Cara berpikirnya cara orang Belanda. Indonesia dibentuk dengan pemikiran yg kebelanda-belandaan. Dan, sepantasnya, hal itu diakui dengan sejujur-jujurnya. Jangan seperti Rezim Orde Baru yg menyiarkan mitos bohong, bahwa Pancasila digali oleh Sukarno dari alam pemikiran Indonesia asli.
Itu bohong. Pancasila itu nilai-nilai universal modern. Asalnya dari Eropa, dan bukan dari Nusantara. Itu saja diakui dahulu, barulah kita bisa bicara dengan lebih pantas, tanpa perlu merujuk kepada segala macam dongeng yg dulu dipropagandakan melalui Pedoman Pengalaman dan Penghayatan Pancasila (P4).
Jelek-jelek begini saya lulus P4 Pola 100 jam, kata Joko Tingtong. Saya tahu seperti apa Pancasila di-indoktrinasikan. Dan itu tidak perlu. Kita cukup bicara jujur dan terus terang tentang apa itu Pancasila. Tentang interpretasi di masa lalu, dan tentang interpretasi Pancasila model apa yg lebih pas untuk masa kini. Pancasila masih bisa dipertahankan. Mungkin layak dipertahankan terus. Yg tidak pantas adalah interpretasi model Orde Baru dimana ketuhanan yg maha esa diartikan sebagai lima agama resmi. Itu melenceng, sekaligus melecehkan Hak Asasi Manusia (HAM). Pancasila aslinya bukanlah ideologi. Itu cuma prinsip-prinsip dasar bernegara. Tetapi dijadikan ideologi oleh Rejim Orde Baru. Ideologi amburadul karena praktisinya doyan korupsi.
Istilah ketuhanan dalam sila pertama, kemungkinan diambil dari kata godvruchtigheid (bahasa Belanda). Dalam bahasa Inggris, istilah itu disebut godliness, dan artinya bukanlah ketuhanan melainkan kesalehan. Istilah kesalehan tidak dipakai, mungkin karena tidak disukai oleh golongan nasionalis, dianggap terlalu berbau agama, karena asal katanya dari bahasa Arab, sehingga akhirnya dipakailah istilah ketuhanan.
Yg jelas, sejak pertama-kalinya disetujui secara bulat, Pancasila sama sekali tidak mengindikasikan agama. Ketuhanan tidak berarti agama. Tidak ada pemaksaan agar semua WNI beragama. Pengertian asli dari ketuhanan yg maha esa adalah kesalehan. Kesalehan artinya budi pekerti, sikap hidup yg saleh. Ikhlas dan pasrah, sekaligus penuh ikhtiar. Selalu penuh ketulusan. Dan itu memang pantas menjadi sila pertama.
Joko tidak percaya mitos yg bilang Sukarno menggali Pancasila dari alam pemikiran Indonesia asli. Kalau benar alam pemikiran Indonesia asli, maka tidak akan ada itu istilah ketuhanan, tidak akan ada istilah peri-kemanusiaan, tidak akan ada istilah persatuan, tidak akan ada istilah kerakyatan, tidak akan ada istilah keadilan sosial. Semuanya itu adalah filsafat universal yg dirangkum oleh Bung Karno dari berbagai bacaan yg dikunyahnya dan, tentu saja, sebagian besar berbahasa Belanda.
Bahkan dalam bahasa Belanda, istilah godvruchtigheid adalah suatu nilai yg dijunjung tinggi. Di dalam bahasa Inggris, istilah godliness tetap dipegang sebagai nilai kemanusiaan. Lihatlah akar katanya, dalam bahasa Belanda maupun Inggris. Akar katanya adalah god, dan itulah yg dicomot oleh Sukarno, dan dijadikan istilah ketuhanan.
Tetapi mengingat waktu itu golongan nasionalis gontok-gontokan dengan golongan agama, maka diambillah istilah yg netral, yaitu ketuhanan. Istilah kesalehan dianggap terlalu berbau agama. Pedahal kata ketuhanan maupun kesalehan sama saja artinya, kalau dimengerti sebagai terjemahan dari istilah godvruchtigheid (bahasa Belanda) atau godliness (bahasa Inggris). Artinya adalah budi pekerti.
Kembalinya "Ajaran Budhi" adalah ketika orang sadar bahwa ketuhanan yg maha esa sebagai sila pertama Pancasila berarti budi pekerti. Nilai universal yg tidak dibatasi oleh apapun, tanpa agama maupun ideologi.
Kata Allah yg sering disebut Tuhan dalam bahasa Indonesia tetap bisa dipakai walaupun negara telah total sekuler. Mata uang AS tetap pakai motto In God We Trust, dan Inggris tetap pakai lagu kebangsaan God Save the Queen. Itu istilah-istilah agama yg digunakan oleh negara-negara yg total sekuler. Bisa saja, tidak apa, asal prakteknya jelas. Sekuler artinya tidak ada pemaksaan agama. Negara tidak beragama, dan yg beragama adalah warganegara. Joko menyukai model Inggris dimana segalanya direvisi tanpa perlu merombak struktur. Inggris mempertahankan seremonial keagamaan tanpa menjadi negara agama. Walaupun dulu pernah menjadi negara agama juga. Simbol-simbolnya masih tetap sama, masih dipakai. Tetapi secara essensial Inggris telah jadi negara sekuler. Total sekuler, bukan Kristen.
Sekarang tentu saja kita agak susah melihat ketuhanan yg maha esa sebagai kesalehan atau budi pekerti. Kerancuannya sudah terlalu banyak karena hal itu dijadikan senjata oleh golongan agama selama Suharto berkuasa. Dijadikan senjata untuk meng-agama-kan satu Indonesia. Makanya Pancasila jadi tercemar, sampai saat ini.
Joko sempat kena penataran Pancasila pola 100 jam waktu baru masuk Universitas Indonesia. Makanya saya tahu pasti apa isi indoktrinasi Pancasila, lanjutnya. Banyak ketidak-jujuran, mitos-mitos. Pedahal kalau mau jujur dan mengatakan bahwa Pancasila adalah prinsip universal, maka kita akan semakin dewasa. Indonesia ini warga dunia biasa saja. Bukan warga dunia VIP. Bukan bangsa yg lebih tinggi derajatnya dibandingkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (US). Tidak lebih beradab dibandingkan negara kapitalis dan negara komunis, seperti digembar-gemborkan dalam indoktrinasi Pancasila. Joko mendukung dipertahankannya Pancasila, asal penjelasannya dibuat segamblang mungkin, bahwa isinya adalah prinsip-prinsip universal. Itu saja dulu, apa susahnya?
Kristen itu agama Timur Tengah juga. Semua aslinya mengharamkan babi dan mewajibkan sunat. Yahudi, Nasrani awal dan Islam sama-sama mengharamkan babi dan mewajibkan sunat bagi pria dengan alasan Allah yg suruh. Pedahal Allah bisa berubah pikiran juga. Kalau kita berubah pikiran maka Allah berubah pikiran. Daging babi yg aslinya haram buat orang Yahudi akhirnya menjadi halal buat pengikut Nasrani. Pedahal ayat yg bilang babi haram masih ada di kitab suci yg digunakan oleh orang Nasrani. Adanya di dalam hukum-hukum yg dikenal sebagai Taurat Musa. Musa ini seorang tokoh mitologis yg dipercaya memberikan hukum-hukum dari Allah untuk bangsa Yahudi.
Tetapi ribuan tahun setelah Musa
menutup mata, seorang murid Yesus yg bernama Petrus tiba-tiba tertidur
setelah sembahyang siang hari. Tertidurnya di atap rumah di Palestina.
Dalam mimpinya dia melihat ada berbagai macam hewan yg diharamkan oleh
Allah dibawa turun ke hadapannya di atas selembar kain yg dibentangkan.
Lalu Petrus mendengar suara: "Apa yg telah diciptakan Allah halal untuk
dimakan!"
Dan itulah, antara lain, asal-usulnya sehingga babi menjadi salah satu menu santapan orang Nasrani sampai sekarang. Allah bisa berubah pikiran juga. Apa yg Allah bilang kepada Musa kemudian dicabut lagi oleh Allah yg sama. Allah muncul kepada Musa dalam penglihatan atau pemikiran, dan Allah muncul di Petrus berupa suara: Makanlah!
Sunat yg diwajibkan oleh Allah akhirnya dianulir sendiri. Oleh Allah juga. Dalam hal ini Allah berbicara melalui sekumpulan orang yg berembuk di Yerusalem tentang status penis orang-orang yg percaya kepada Yesus dan tidak disunat. Tidak disunat karena mereka bukan orang Yahudi. Dirembukkanlah issue sunat, dan berhasil dicapai kesepakatan bahwa hukum potong ujung penis tidak berlaku bagi pengikut Yesus yg bukan orang Yahudi. Dua contoh di atas memperlihatkan bahwa apa yg kita bilang Allah suruh ini atau suruh itu merupakan sesuatu yg munculnya di dalam pikiran kita saja. Konsep saja.
Penglihatan yg dialami oleh Musa akhirnya ditulis. Ditulisnya ratusan tahun setelah Musa hidup. Kita sendiri tidak bisa membuktikan secara pasti bahwa Musa benar ada. Kemungkinan Musa cuma seorang tokoh mitologis yg dipercaya oleh suku-suku Ibrani sebagai orang yg membawa hukum-hukum dari Allah. Dan kepercayaan semacam itu sah saja. Agama selalu bekerja seperti itu.
Kisah para nabi terjadinya ribuan tahun lalu, dan isinya bermacam-macam hal yg belum tentu relevan dengan kehidupan kita masa kini. Daud membantai orang atas nama Allah, misalnya. Dan Allah disitu malah menjanjikan bahwa Dinasti Daud akan bertahan selama-lamanya. Yg dituliskan itu adalah pemikiran dari si manusia sendiri, walaupun diakui seolah-olah berasal dari Allah. Pemikiran dari Daud yg berdialog dengan Allah yg ada di dalam pikirannya sendiri. Allah itu konsep yg ada di kepala Daud.
Agama Timur Tengah adalah yg ngotot mempertahankan bahwa segalanya berasal dari Allah, pedahal semuanya berasal dari manusia biasa-biasa saja, yg tidak ada bedanya dengan anda dan saya. Allah berbicara kepada tiap orang sesuai dengan kebutuhannya. Allah cuma konsep yg kita gunakan untuk dialog dengan diri kita sendiri. Aliran-aliran keagamaan lainnya seperti Hindu dan Buddha lebih mengerti. Mereka tahu bahwa ada kesadaran lebih tinggi yg bisa berbicara langsung kepada manusia. Tidak ada pemaksaan untuk beriman seperti dipraktekkan oleh agama-agama Semit. Yahudi, Nasrani dan Islam termasuk agama-agama Semit karena mengharuskan syahadat dan syariat. Untungnya sebagian besar dunia Nasrani dan Yahudi sudah tercerahkan.
Ada lagi istilah kafir dan antikristus. Konteks asal-usul istilah kafir tidak sama dengan istilah anti-kristus.
Istilah kafir diambil-alih oleh Islam dari suatu konsep Yahudi. Orang Yahudi membedakan antara Yahudi dan bukan Yahudi. Orang Yahudi adalah penyembah Allah, dan bukan Yahudi adalah penyembah Setan. Makanya orang Yahudi haram untuk masuk ke dalam rumah bukan Yahudi. Tetapi Yesus melanggar larangan itu. Walaupun seorang Yahudi, Yesus tidak percaya kepada syariat Yahudi yg mengharamkan orang Yahudi untuk masuk ke dalam rumah bukan Yahudi. Dengan enaknya Yesus masuk ke dalam rumah bukan Yahudi ketika diundang makan. Menurut tradisi, mereka yg kaum pria semuanya bisa tidur-tiduran dan saling menyender di bahu masing-masing ketika menyantap makanan. Dan tidur-tiduranlah Yesus sambil sender-senderan dengan sesamanya. Sekarang tidak bisa lagi karena bisa disangka homo.
Pengikut Yesus dari kalangan kaum Hawa juga ada, namanya Maria Magdalena. Menurut bocoran yg banyak beredar, Maria Magdalena ini seorang perempuan hypersex. Pernah tertangkap basah dan dibawa ke hadapan Yesus dengan maksud agar bisa dirajam sesuai dengan syariat Yahudi. Rajam artinya ditimpuk dengan batu beramai-ramai sampai orangnya mati. Yesus bilang, yg tidak punya dosa diantara kamu, biarlah dia yg pertama kali menimpukkan batu. Tentu saja tidak ada!
Maria Magdalena lolos dari hukum rajam dan menjadi pengikut Yesus. Maria mengikuti Yesus kemana-mana, dan sampai sekarang terkenal sebagai kekasih Yesus, walaupun tentu saja Yesus juga punya banyak kekasih lain. Baik pria maupun wanita. Kesimpulannya, Yesus sendiri tidak menggunakan istilah kafir atau bukan Yahudi. Buat Yesus, semua manusia sama saja. Yahudi maupun bukan Yahudi tidak ada bedanya. Yesus tidak percaya kepada Allah yg memberikan syariat kepada orang Yahudi. Yesus tidak percaya bahwa Allah menyuruh manusia untuk mengikuti syariat agama. Yesus anti syariat agama yg tidak manusiawi.
Islam mengambil alih konsep kafir dari orang Yahudi. Mulanya yg dianggap kafir adalah mereka yg tidak mengikuti ajaran Yahudi dan turunannya, yaitu Nasrani dan Islam. Jadi, orang Romawi itu kafir, tetapi orang Yahudi dan Nasrani bukan kafir. Islam dan agama-agama pendahulunya dianggap agama yg benar, dan di luar itu dianggap agama yg salah. Pengikut agama yg salah dianggap orang kafir. Hukumnya haram untuk galang-gulung dengan orang kafir.
Dalam perkembangannya di Islam, konsep kafir mengalami degradasi, semakin lama semakin sempit, tergantung suka-sukanya orang yg memakai konsep itu. Jadi, lama-kelamaan orang Yahudi dan orang Nasrani dibilang kafir juga. Bahkan di dalam Islam sendiri juga terjadi saling mengkafirkan. Kafir adalah orang Islam yg memiliki pandangan berbeda tentang Allah dan syariatnya. Setelah melewati beberapa waktu lagi, konsep kafir semakin mengalami penurunan mutu lagi. Sekarang bisa diterapkan kepada orang satu aliran dalam Islam yg memiliki pendapat berbeda tentang syariat. Atau tentang apapun. Asal pendapatnya beda, maka itu kafir!
Antikristus lain lagi. Ini konsep yg baru muncul setelah Yesus tidak ada. Yg pertama kali disebut sebagai antikristus adalah kekaisaran Romawi yg saat itu gemar mengejar pengikut Yesus dengan alasan mereka orang kafir karena tidak mau ikut sembahyang di depan altar Dewa- Dewi Romawi. Orang Nasrani awal adalah orang kafir menurut orang Romawi yg menyembah banyak Dewa-Dewi. Dan sebagai balasannya, orang Nasrani awal memberikan label antikristus terhadap kekaisaran Romawi. Tetapi tidak terus-menerus, karena setelah empat ratus tahun akhirnya agama Nasrani menjadi agama resmi di seluruh kekaisaran Romawi. Menjadi agama negara. Dan gantianlah sekarang orang Nasrani yg mengkafirkan-kafirkan pengikut para Dewa-Dewi itu.
Ketika orang Protestan muncul dalam masa Reformasi, 500 tahun yg lalu, mereka melabel pemimpin gereja Katolik Roma sebagai antikristus. Dan berbagai kelompok Kristen fundamentalis saat ini bisa juga seenaknya menyebut kelompok New Age sebagai antikristus. Bahkan, menurut kelompok Kristen fundamentalis, Islam dan berbagai alirannya juga antikristus. Sedangkan menurut kelompok Islam fanatik, Kristen dan berbagai alirannya adalah kafir.
Berarti istilah kafir dan antikristus itu, walaupun konteks asal-usulnya tidak sama, ternyata memiliki fungsi yg sama juga, yaitu untuk menjatuhkan kelompok yg dianggap memiliki ajaran atau pendapat berbeda. Istilah kafir digunakan oleh Islam fanatik. Dan istilah antikristus digunakan oleh Kristen fundamentalis. Tetapi tentu saja semuanya telah keluar dari konteks aslinya.
Dan itulah, antara lain, asal-usulnya sehingga babi menjadi salah satu menu santapan orang Nasrani sampai sekarang. Allah bisa berubah pikiran juga. Apa yg Allah bilang kepada Musa kemudian dicabut lagi oleh Allah yg sama. Allah muncul kepada Musa dalam penglihatan atau pemikiran, dan Allah muncul di Petrus berupa suara: Makanlah!
Sunat yg diwajibkan oleh Allah akhirnya dianulir sendiri. Oleh Allah juga. Dalam hal ini Allah berbicara melalui sekumpulan orang yg berembuk di Yerusalem tentang status penis orang-orang yg percaya kepada Yesus dan tidak disunat. Tidak disunat karena mereka bukan orang Yahudi. Dirembukkanlah issue sunat, dan berhasil dicapai kesepakatan bahwa hukum potong ujung penis tidak berlaku bagi pengikut Yesus yg bukan orang Yahudi. Dua contoh di atas memperlihatkan bahwa apa yg kita bilang Allah suruh ini atau suruh itu merupakan sesuatu yg munculnya di dalam pikiran kita saja. Konsep saja.
Penglihatan yg dialami oleh Musa akhirnya ditulis. Ditulisnya ratusan tahun setelah Musa hidup. Kita sendiri tidak bisa membuktikan secara pasti bahwa Musa benar ada. Kemungkinan Musa cuma seorang tokoh mitologis yg dipercaya oleh suku-suku Ibrani sebagai orang yg membawa hukum-hukum dari Allah. Dan kepercayaan semacam itu sah saja. Agama selalu bekerja seperti itu.
Kisah para nabi terjadinya ribuan tahun lalu, dan isinya bermacam-macam hal yg belum tentu relevan dengan kehidupan kita masa kini. Daud membantai orang atas nama Allah, misalnya. Dan Allah disitu malah menjanjikan bahwa Dinasti Daud akan bertahan selama-lamanya. Yg dituliskan itu adalah pemikiran dari si manusia sendiri, walaupun diakui seolah-olah berasal dari Allah. Pemikiran dari Daud yg berdialog dengan Allah yg ada di dalam pikirannya sendiri. Allah itu konsep yg ada di kepala Daud.
Agama Timur Tengah adalah yg ngotot mempertahankan bahwa segalanya berasal dari Allah, pedahal semuanya berasal dari manusia biasa-biasa saja, yg tidak ada bedanya dengan anda dan saya. Allah berbicara kepada tiap orang sesuai dengan kebutuhannya. Allah cuma konsep yg kita gunakan untuk dialog dengan diri kita sendiri. Aliran-aliran keagamaan lainnya seperti Hindu dan Buddha lebih mengerti. Mereka tahu bahwa ada kesadaran lebih tinggi yg bisa berbicara langsung kepada manusia. Tidak ada pemaksaan untuk beriman seperti dipraktekkan oleh agama-agama Semit. Yahudi, Nasrani dan Islam termasuk agama-agama Semit karena mengharuskan syahadat dan syariat. Untungnya sebagian besar dunia Nasrani dan Yahudi sudah tercerahkan.
Ada lagi istilah kafir dan antikristus. Konteks asal-usul istilah kafir tidak sama dengan istilah anti-kristus.
Istilah kafir diambil-alih oleh Islam dari suatu konsep Yahudi. Orang Yahudi membedakan antara Yahudi dan bukan Yahudi. Orang Yahudi adalah penyembah Allah, dan bukan Yahudi adalah penyembah Setan. Makanya orang Yahudi haram untuk masuk ke dalam rumah bukan Yahudi. Tetapi Yesus melanggar larangan itu. Walaupun seorang Yahudi, Yesus tidak percaya kepada syariat Yahudi yg mengharamkan orang Yahudi untuk masuk ke dalam rumah bukan Yahudi. Dengan enaknya Yesus masuk ke dalam rumah bukan Yahudi ketika diundang makan. Menurut tradisi, mereka yg kaum pria semuanya bisa tidur-tiduran dan saling menyender di bahu masing-masing ketika menyantap makanan. Dan tidur-tiduranlah Yesus sambil sender-senderan dengan sesamanya. Sekarang tidak bisa lagi karena bisa disangka homo.
Pengikut Yesus dari kalangan kaum Hawa juga ada, namanya Maria Magdalena. Menurut bocoran yg banyak beredar, Maria Magdalena ini seorang perempuan hypersex. Pernah tertangkap basah dan dibawa ke hadapan Yesus dengan maksud agar bisa dirajam sesuai dengan syariat Yahudi. Rajam artinya ditimpuk dengan batu beramai-ramai sampai orangnya mati. Yesus bilang, yg tidak punya dosa diantara kamu, biarlah dia yg pertama kali menimpukkan batu. Tentu saja tidak ada!
Maria Magdalena lolos dari hukum rajam dan menjadi pengikut Yesus. Maria mengikuti Yesus kemana-mana, dan sampai sekarang terkenal sebagai kekasih Yesus, walaupun tentu saja Yesus juga punya banyak kekasih lain. Baik pria maupun wanita. Kesimpulannya, Yesus sendiri tidak menggunakan istilah kafir atau bukan Yahudi. Buat Yesus, semua manusia sama saja. Yahudi maupun bukan Yahudi tidak ada bedanya. Yesus tidak percaya kepada Allah yg memberikan syariat kepada orang Yahudi. Yesus tidak percaya bahwa Allah menyuruh manusia untuk mengikuti syariat agama. Yesus anti syariat agama yg tidak manusiawi.
Islam mengambil alih konsep kafir dari orang Yahudi. Mulanya yg dianggap kafir adalah mereka yg tidak mengikuti ajaran Yahudi dan turunannya, yaitu Nasrani dan Islam. Jadi, orang Romawi itu kafir, tetapi orang Yahudi dan Nasrani bukan kafir. Islam dan agama-agama pendahulunya dianggap agama yg benar, dan di luar itu dianggap agama yg salah. Pengikut agama yg salah dianggap orang kafir. Hukumnya haram untuk galang-gulung dengan orang kafir.
Dalam perkembangannya di Islam, konsep kafir mengalami degradasi, semakin lama semakin sempit, tergantung suka-sukanya orang yg memakai konsep itu. Jadi, lama-kelamaan orang Yahudi dan orang Nasrani dibilang kafir juga. Bahkan di dalam Islam sendiri juga terjadi saling mengkafirkan. Kafir adalah orang Islam yg memiliki pandangan berbeda tentang Allah dan syariatnya. Setelah melewati beberapa waktu lagi, konsep kafir semakin mengalami penurunan mutu lagi. Sekarang bisa diterapkan kepada orang satu aliran dalam Islam yg memiliki pendapat berbeda tentang syariat. Atau tentang apapun. Asal pendapatnya beda, maka itu kafir!
Antikristus lain lagi. Ini konsep yg baru muncul setelah Yesus tidak ada. Yg pertama kali disebut sebagai antikristus adalah kekaisaran Romawi yg saat itu gemar mengejar pengikut Yesus dengan alasan mereka orang kafir karena tidak mau ikut sembahyang di depan altar Dewa- Dewi Romawi. Orang Nasrani awal adalah orang kafir menurut orang Romawi yg menyembah banyak Dewa-Dewi. Dan sebagai balasannya, orang Nasrani awal memberikan label antikristus terhadap kekaisaran Romawi. Tetapi tidak terus-menerus, karena setelah empat ratus tahun akhirnya agama Nasrani menjadi agama resmi di seluruh kekaisaran Romawi. Menjadi agama negara. Dan gantianlah sekarang orang Nasrani yg mengkafirkan-kafirkan pengikut para Dewa-Dewi itu.
Ketika orang Protestan muncul dalam masa Reformasi, 500 tahun yg lalu, mereka melabel pemimpin gereja Katolik Roma sebagai antikristus. Dan berbagai kelompok Kristen fundamentalis saat ini bisa juga seenaknya menyebut kelompok New Age sebagai antikristus. Bahkan, menurut kelompok Kristen fundamentalis, Islam dan berbagai alirannya juga antikristus. Sedangkan menurut kelompok Islam fanatik, Kristen dan berbagai alirannya adalah kafir.
Berarti istilah kafir dan antikristus itu, walaupun konteks asal-usulnya tidak sama, ternyata memiliki fungsi yg sama juga, yaitu untuk menjatuhkan kelompok yg dianggap memiliki ajaran atau pendapat berbeda. Istilah kafir digunakan oleh Islam fanatik. Dan istilah antikristus digunakan oleh Kristen fundamentalis. Tetapi tentu saja semuanya telah keluar dari konteks aslinya.
No comments:
Post a Comment