Yg saya bilang, agama-agama itu semuanya buatan manusia, sifatnya artifisial atau
buatan, makanya harus memaksa. Kalau tidak memaksa maka tidak akan dituruti.
Pemaksaan bisa berbentuk macam-macam, termasuk menakut-nakuti orang dengan
Neraka, dlsb.
Di jaman dahulu ada agama yg sekaligus memiliki kekuasaan untuk membuat hukum
positif, artinya hukum dalam agama itu bisa diterapkan dan ada sanksinya juga kalau
orang melanggar. Ada hukum cambuk, hukum potong tangan, hukum rajam, dll.
Di masa sekarang, kita sudah masuk jaman paska modern dan agama-agama sudah
ditelanjangi bulat-bulat, sehingga akhirnya orang-orang yg sudah agak tercerahkan
memutuskan untuk menendang agama ke kolong ranjang.
Di kolong ranjang itu agama masih bisa berteriak-teriak, as has been done by itself for
centuries, bahwa benar Allah Ta'alla yg menurunkan segala macam aturan itu, dan
manusia harus mengikutinya dengan membabi-buta, walaupun babi termasuk hewan yg
diharamkan juga.
Diharamkan oleh siapa ? Of course oleh Allah Ta'alla yg so jelas sangat usil
mengharamkan banyak hal, pedahal Dia itu adanya di dalam Surga dan harusnya tidak
ada urusan dengan manusia-manusia yg ada di atas dunia.
Tetapi begitulah yg namanya bisnis agama.
Bisnis ? Ya bisnislah. Agama itu bisnis multi billion dollars, omzetnya gede-gedean. Dan
jangan kira bisnis agama tergede itu adanya di Islam.
Bukanlah.
Agama-agama yg omzetnya audzubillah itu adanya di negara-negara maju, terutama
Amerika Serikat, dan umumnya pakai label Kristen atau Katolik.
Mereka itu musyrik dan syirik karena menuhankan Yesus atawa Nabi Isa. Pedahal Yesus
itu manusia biasa saja, sama persis seperti anda dan saya.
Tapi mereka sudah seperti itu selama ribuan tahun, mengumpulkan duit demi Tuhan
Yesus, tapi untungnya sekarang sudah lebih menggunakan otak sehingga sebagian duit
digunakan untuk membantu mereka yg menderita di negara-negara terbelakang.
Sebagian lagi digunakan untuk pendidikan sehingga generasi muda tidak terlalu memakai
otaknya, dan bisa sedikit mengingat Tuhan yg walaupun menyuruh manusia belajar tetapi
tetap tidak menginginkan manusia menjadi terlalu pinter.
Sebagian lagi digunakan untuk membiayai mereka yg dikirimkan untuk membuat tobat
manusia-manusia yg masih terjebak dalam kebohongan Islam, Hindu, Buddha dan
berbagai kekafiran lainnya. Itu menurut versi mereka, tentu saja.
Islam juga besar omzetnya, tetapi tidak sebesar Kristen dan Katolik, sebab penganut
Islam umumnya berada di negara berkembang dan miskin, dan sebagian besar masih suka
potong kambing buat nebus dosa mereka as well as menyenangkan hati Allah Ta'alla.
Pedahal Isa AS sudah bilang bahwa segala potong memotong kambing tidak perlu lagi
karena Allah itu Abah bagi kita. Abah is father, babe, dan adanya di dalam kesadaran kita
sendiri saja.
Tetapi, seruan Nabi Isa tetap masuk kuping kiri en keluar kuping kanan, bahkan di
banyak masyarakat Kristen yg tetap saja gemar mengumpulkan sumbangan demi
menyogok Allah agar dapat tempat yg lebih ok di Surga nanti. Sama saja seperti terjadi di
masyarakat Islami.
T = Tanpa aturan, penyimpangan dan kriminalitas berhamburan.
J = Semua masyarakat harus memiliki aturan agar tertib.
Tetapi aturan-aturan itu tidak harus berasal dari agama. Hukum yg digunakan di
Indonesia adalah hukum warisan dari Belanda, dan itu hukum sekuler, bukan hukum
agama.
Kalo orang nyolong ayam dan ketangkep, maka dihukum tiga bulan tanpa bilang itu dosa
atau tidak dosa. Itu hukum kita, hukum pidana biasa saja dan bukan hukum agama.
T = Tanpa agama, penyimpangan moral juga terjadi.
J = Penyimpangan moral selalu terjadi baik ada agama maupun tidak.
Di Indonesia sangat marak sekali bisnis agama, adzan sehari lima kali sepanjang tahun,
sedikit-sedikit orang akan bilang Ya Allah. Naik angkot orang bilang Bismillah. Tetapi
penyimpangan moral berupa korupsi juga sangat tinggi. Indonesia menduduki ranking
atas sebagai salah satu negara terkorup di dunia. Dan Allah Ta'alla jelas sangat senang
akan hal itu.
Kenapa senang ? Karena Allah tahu bahwa semakin banyak orang korup, maka akan
semakin banyaklah kambing yg dipotong oleh orangnya itu, dan akan semakin banyaklah
sumbangan ke agama Allah. Allah itu agamanya Islam, by the way.
Contoh: Korupsi 100, bagi-bagi anggota komplotan 30, sumbang mesjid dan anak yatim
20. Masih sisa 50 untuk dinikmati sendiri. Dan itu sudah komplit dengan tiket ke Surga
yg dijanjikan oleh pengurus mesjid dan panti asuhan anak yatim.
T = Agama memang memaksa tapi berdasarkan kesepakatan agar terjalin hidup yg
manusiawi.
J = Dulu memang agama bisa memaksa karena manusia masih bodoh.
Tetapi akhirnya muncul Abad Pencerahan di Eropa yg mulai menendang agama ke
kolong ranjang. Sekarang boleh bilang agama-agama sudah disunat habis di
negara-negara maju, tidak lagi bisa memaksa orang.
Masyarakat di negara maju bebas berkiprah memuja-muji Allah, tetapi itu di dalam ruang
lingkup pribadi, dan bukan di ruang publik.
Orang di negara-negara maju tidak lagi membawa-bawa nama Allah karena fantasi
tentang Allah hanya pantas bagi domain pribadi saja.
Kalau masih suka membawa-bawa Allah dalam pembicaraan umum, akibatnya
manusianya jadi munafik seperti di Indonesia. Semua koruptor itu menyebut demi Allah.
Demi Allah tidak korupsi, tetapi benernya korupsi. Lha ?
T = Tak usah lah membicarakan dogma dalam agama.
J = Memang tidak usah dibicarakan, karena semuanya buatan manusia belaka walaupun
manusianya akan sumpah mati kerak keruk demi Allah bahwa dogma itu berasal dari
Allah, pedahal dari manusia belaka. Bahkan Allah itu sendiri cuma konsep buatan
manusia saja. Tapi mana ada yg mau ngaku ?
Tidak mau ngaku karena mungkin tingkat spiritualitasnya masih kelas bawah yg
diakibatkan oleh ketakwaannya. For your information, semakin orang bertakwa dalam
agama, maka semakin mandeglah spiritualitasnya. Itu terjadi dimana-mana.
T = Menurut mas, memang kawin dan nikah beda pengertian ?
J = Sedikit beda. Nikah pakai surat, dan kawin pakai aurat.
T = Tapi menurut mas melakukan pemenuhan hak seksual tanpa nikah juga ga masalah
ya, kawin instan tanpa modal duit dan persiapan yg matang toh. Kalau masyarakat kita
bisa melakukan hal bebas seperti itu, boleh aja. Resikonya perzinahan dan perbuatan
asusila berhamburan. Gimana menurut anda ?
J = Gak gimana-gimana.
Yg melakukan kawin tanpa nikah sudah banyak sekali di Indonesia, dan biasa-biasa saja
kok.
Perzinahan itu konsep lama, digunakan oleh orang agama untuk merujuk mereka yg tidak
menikah tapi kawin saja. Menurut saya, kalau suka sama suka dan dilakukan oleh mereka
yg sudah dewasa, maka itu sah saja. Saya tidak pakai istilah zinah.
Asusila itu kalau anda kawin di keramaian, misalnya di mall. Dan itu jelas mengganggu
ketertiban umum karena orang-orang akan datang menonton anda kawin di tempat
terbuka. Yg bersusila itu kalau anda kawin di tempat tertutup, atau ditonton orang
tertentu saja.
+sumber: Ebook 'Setelah 2012 Lalu Apa?' oleh Leonardo Rimba
No comments:
Post a Comment